Media Asing Ramai Beritakan Rencana RI Beli Jet Tempur J-10C China dan Su-35 Rusia, Efek Pakistan?
Pekan ini, beberapa media asing memberitakan rencana Indonesia pembelian jet-jet tempur buatan China dan Rusia. Beberapa media mengaitkan pengalihan fokus pengadaan alutsista Indonesia dari produsen negara Barat ke China dan Rusia efek dari konflik India dan Pakistan belum lama ini.
Seperti dilaporkan oleh laman Alert5 yang dilansir oleh ABC, pada Senin (27/5/2025), Indonesia disebut berencana membeli 42 jet tempur J-10 bekas dari China. Tidak hanya itu, menudur beberapa sumber yang dikutip Alert5, Indonesia juga bisa membangkitkan kembali pengadaan jet Sukhoi Su-35 buatan Rusia yang sempat dibatalkan.
Pernyataan resmi terkait pembelian J-10C dan Su-35 diperkirakan akan diumumkan pada gelaran Indo Defence Expo & Forum, yang dijadwalkan pada 11-14 Juni. Pengadaan potensial ini merepresentasikan pergeseran signifikan Indonesia yang selama ini fokus membeli alutsista dari negara Barat di tengah strategi pengaturan ulang hubungan dengan China.
Menurut laporan Alert5, pergeseran preferensi kepada jet-jet tempur China dan Rusia sejalan dengan semakin terjalinnya hubungan diplomatik antara Jakarta dan Beijing. Pada 2025, Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang bergabung ke aliansi BRICS, memposisikan diri sebagai pendukung yang vokal terhadap penguatan keterlibatan ASAN di blok yang fokus pada perdagangan, pengembangan, dan isu-isu pemerintahan global.
Pengaruh ekonomi China menyediakan konteks krusial bagi perkembangan strategi pengadaan barang dan jasa Indonesia. Beijing adalah partner dagang terbesar Indonesia, di mana nilai perdagangan bilateral meningkat dua kali lipas dari 52,45 miliar dolar AS pada 2013 menjadi 135,17 miliar dolar AS pada 2024.
China juga adalah investor luar negeri utama di Indonesia, dengan total nilai investasi mencapai 8,1 miliar dolar AS pada 2024, merujuk data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Hubungan ekonomi antara kedua negara pun telah melompat pada tingkatan politik yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kesepakatan antara Presiden Prabowo Subianto Presiden China Xi Jinping pada November 2024 untuk membangun sebuah "Tujuan komunitas China-Indonesia dengna pengaruh regional dan global" merepresentasikan sebuah level baru dari kerja sama bilateral. Menggarisbawahi peran strategis China, Prabowo menjadikan Beijing sebagai kota pertama yang dikunjunginya secara resmi seusai dilantik sebagai presiden.
Selama kunjungan Perdana Menteri China Li Qiang di Jakarta pada Mei 2025, Prabowo menegaskan visinya untuk komunitas China-Indonesia tadi dengan mengatakan, "Saya menegaskan komitmen kami untuk menguatkan hubungan dengan Republik Rakyat China dan dengan rakyat China. Kami percaya bahwa hubungan ini akan membawa keuntungan tidak hanya untuk kedua negara tapi juga untuk kawasan Asia, dan juga mungkin untuk dunia."
Pada Selasa (27/5/2025), Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono tidak menampik bahwa pihaknya berencana membeli pesawat jet tempur J-10C buatan China. Sebagai negara yang tak tergabung dalam blok manapun, menurut Tonny, Indonesia bisa leluasa membeli alat utama sistem pertahanan (alutsista).
"Ada pandangan ke sana. Jadi untuk penentuan alat utama sistem senjata (alutsista) juga tidak hanya, 'ya saya beli'," kata Tonny saat ditemui di Mabes AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (27/5/2025).
Menurut Tonny, penentuan pembelian alutsista TNI AU harus melalui beberapa tahap dan pertimbangan di Dewan Penentu Alutsista (Wantuwanda). Di forum tersebut, pemerintah akan mempertimbangkan segala aspek dari mulai kecocokan alutsista untuk pertahanan negara hingga pertimbangan hubungan politik antar negara.
Indonesia sendiri, kata KSAU, merupakan negara non-blok yang tidak terlibat konflik dengan negara manapun. Kondisi tersebut membuat Indonesia, dalam hal ini TNI AU, memiliki keleluasaan dalam membeli alutsista.
"Kita juga negara non-aligned, tidak berpihak ke salah satu blok. Dari mana saja kita bersahabat baik," jelas Tonny.
Jika semua hal sudah dipertimbangkan dengan matang, maka TNI AU, lanjut Tonny, menyerahkan keputusan pembelian tersebut ke Kementerian Pertahanan (Kemhan). "Jadi apa yang menjadi alutsista yang diberikan kepada Angkatan Udara, kami sebetulnya menunggu dari kebijakan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan," jelas Tonny.
0 Response to "Media Asing Ramai Beritakan Rencana RI Beli Jet Tempur J-10C China dan Su-35 Rusia, Efek Pakistan?"
Posting Komentar