Ukraina Luncurkan Lagi Serangan ke Jembatan Krimea dengan Peledak Bawah Air
Pasukan Ukraina kembali melancarkan serangan terhadap Jembatan Krimea yang menghubungkan Rusia dan Semenanjung Krimea, pada Selasa, 3 Juni 2025 pukul 4.44 pagi. waktu setempat, dengan menanam bahan peledak di bawah air.
Dikutip dari CNN, Dinas keamanan Ukraina, SBU, menyatakan telah menggunakan 1.100 kilogram bahan peledak yang merusak parah pilar bawah air yang menopang jembatan tersebut. Akibat insiden ini, lalu lintas di jembatan dihentikan pada Selasa pagi, kemudian dihentikan lagi pada sore hari, sebelum dilanjutkan kembali sesaat sebelum pukul 6 sore waktu setempat.
Kendati skala kerusakannya belum jelas, serangan ini menjadi bentuk terbaru upaya SBU untuk mengejutkan Moskow. SBU juga ingin menunjukkan bahwa perang akan memakan biaya besar.
Sebelumnya pada Minggu, 1 Juni 2025, SBU melancarkan serangan pesawat tak berawak terhadap armada pesawat pengebom berkemampuan nuklir milik Moskow, yang ditempatkan di berbagai lapangan udara Rusia ribuan mil jauhnya dari Ukraina.
Vasyl Malyuk, kepala SBU, mengatakan serangan itu menyebabkan kerugian sekitar US$ 7 miliar dan telah menyerang 34 persen pembawa rudal jelajah strategis Rusia. Rudal-rudal itu telah digunakan untuk menghantam kota-kota Ukraina selama perang.
SBU mengatakan Malyuk juga mengawasi serangan yang dilakukan pada Selasa. “Tuhan mencintai Tritunggal Mahakudus, dan SBU selalu melihat segala sesuatunya sampai tuntas dan tidak pernah melakukan hal yang sama dua kali. Kami sebelumnya telah menabrak Jembatan Krimea dua kali, pada tahun 2022 dan 2023. Jadi hari ini kami melanjutkan tradisi ini, kali ini di bawah air,” kata Malyuk.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide, negara tetangga Rusia, memperingatkan bahwa Presiden Vladimir Putin tidak tertarik pada perdamaian.
"Selama Putin tidak menyadari bahwa melanjutkan perang lebih mahal daripada mengakhirinya, saya pikir ia tidak akan benar-benar terbuka. Ia mungkin berpura-pura bernegosiasi tetapi sebenarnya hanya mengulang keinginannya sendiri," ujar Espen dilansir dari NHK Rabu, 4 Juni 2025.
Serangan Balasan Rusia
Rusia membalas Ukraina dengan melancarkan serangan rudal dan pesawat tak berawak ke kota Kharkiv pada Kamis, 5 Juni 2025. Dilansir dari Kyiv Independent, menurut Gubernur daerah Oleh Syniehubov, serangan itu melukai 17 orang, termasuk dua gadis berusia 13 tahun dan seorang wanita hamil. Seorang wanita berusia 93 tahun juga mengalami luka-luka. Sementara itu, tidak ada informasi yang diberikan mengenai tingkat cedera yang dialami para korban.
Adapun, Rusia telah melancarkan serangan udara berskala besar terhadap Ukraina dalam beberapa hari terakhir. Pada Minggu, 1 Juni 2025, Rusia meluncurkan serangan drone terbesarnya sejak dimulainya invasi skala penuh, dengan total 472 unit sekaligus.
Pada 2 Juni, serangan pesawat nirawak dan rudal Rusia terhadap Kharkiv melukai enam orang, termasuk seorang anak.
Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan pada 4 Juni 2025 bahwa Rusia telah melancarkan sekitar 48.600 serangan udara sejak awal 2025. Wilayah Kharkiv di timur laut Ukraina merupakan target rutin serangan rudal, pesawat nirawak, dan bom luncur Rusia.
Menurut Ukraina, Rusia sering menyerang permukiman padat penduduk di kota Kharkiv , menghantam bangunan perumahan dan infrastruktur sipil.
Sebagai informasi, Jembatan Krimea dibangun setelah aneksasi Rusia atas Krimea pada 2014, dan dibuka oleh Presiden Vladimir Putin pada 2018. Proyek prestise ini menghabiskan biaya sekitar US$ 3,7 miliar.
Selain berfungsi sebagai jalur pasokan penting bagi pasukan Moskow, Jembatan Krimea juga memiliki nilai simbolis yang besar bagi Putin. Jembatan itu bertujuan menghubungkan semenanjung Ukraina dengan Rusia.
0 Response to "Ukraina Luncurkan Lagi Serangan ke Jembatan Krimea dengan Peledak Bawah Air"
Posting Komentar