Pasang Iklan Gratis

Mengangkat pamor daerah lewat MotoGP

 Ajang kejuaraan dunia balap motor kasta tertinggi MotoGP 2025 di Sirkuit Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat tinggal menghitung hari. Sejumlah pembalap beserta kru juga sudah berdatangan ke Pulau Lombok.

Ragam persiapan, mulai dari penataan sirkuit, perbaikan lampu penerangan jalan hingga pemasangan umbul-umbul dan papan iklan di sepanjang ruas bypass Lombok Tengah ke Mataram, telah dilakukan untuk menyambut pergelaran MotoGP seri ke-18 yang berlangsung pada 3-5 Oktober 2025.

Balap MotoGP merupakan peluang emas untuk mengangkat pamor Nusa Tenggara Barat ke tingkat nasional maupun internasional. MotoGP bukan sekadar eksistensi balapan, tetapi juga gerbang untuk mengenalkan kuliner lokal, budaya, dan pariwisata.

Ajang MotoGP yang hadir setahun sekali di Nusa Tenggara Barat—tahun 2025 ini penyelenggaraan keempat kali—harus dimanfaatkan secara optimal agar bisa mengungkit potensi lokal ke kancah global.

Masyarakat dan pelaku usaha harus mempersiapkan diri dengan menampilkan keramahtamahan serta produk berkualitas tinggi karena itu semua menyangkut citra Nusa Tenggara Barat selaku daerah yang menjadi tuan rumah.

Adapun pemerintah perlu memastikan MotoGP tidak hanya sukses sebagai perhelatan olahraga ekstrem, namun juga memberi dampak jangka panjang bagi perkembangan sosial-ekonomi daerah.

Jumlah penonton yang terus bertambah dari tahun ke tahun memperlihatkan ada minat dari masyarakat untuk menyaksikan ajang tersebut. Penonton yang semula hanya 102 ribu orang pada 2022 dan 2023, kemudian bertambah menjadi 120 ribu orang pada 2024 adalah bukti antusiasme yang terus tumbuh seiring waktu.

InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) menargetkan jumlah penonton pada MotoGP Mandalika 2025 mencapai 121 ribu orang dengan dampak ekonomi yang diproyeksikan sebanyak Rp544,41 miliar.

Itu semua bukan sekadar nilai numerik melainkan bentuk pertaruhan harapan demi keberlanjutan ajang balapan tersebut di tanah Seribu Masjid. Kolaborasi adalah kunci kesuksesan bagi penyelenggaraan MotoGP di Sirkuit Mandalika.

Diplomasi budaya

Pertunjukan seni budaya sebelum pertandingan dimulai serta berbagai festival yang digelar menjadi bagian dari diplomasi budaya untuk membangun citra kebudayaan yang positif dan memperkuat daya tarik global terhadap Nusa Tenggara Barat, terkhusus Indonesia.

Penelitian dari Universitas Darussalam Gontor berjudul "Diplomasi Kebudayaan Indonesia melalui MotoGP di Sirkuit Internasional KEK Mandalika" memperlihatkan bahwa MotoGP menjadi alat diplomasi budaya Indonesia kepada negara lain.

MotoGP merupakan ajang balap motor terpopuler yang banyak diminati masyarakat dunia, maka negara tuan rumah memang sepantasnya menyuguhkan ragam atraksi dan pameran untuk menghadirkan pengalaman visual yang mendalam bagi para penggemar balapan motor ini.

Selama tiga kali penyelenggaraan dari tahun 2022 sampai 2024 ada berbagai kegiatan yang mewarnai balapan MotoGP di Sirkuit Mandalika mulai dari Festival Lombok-Sumbawa, pertunjukan seni tradisional gendang beleq maupun peresean, dan tarian kolosal 250 penari asal Nusa Tenggara Barat.

Agenda diplomasi budaya harus terus diperkuat supaya menciptakan keunikan bagi penyelenggaraan MotoGP di Pulau Lombok, Indonesia. Ketika penyelenggaraan MotoGP hanya fokus kepada aspek olahraga dan otomotif, maka orang-orang yang tertarik dengan ajang itu hanya kalangan tertentu yang memang menyukai balapan dan sepeda motor.

Apabila unsur kebudayaan lokal ditonjolkan sama kuat dengan nilai olahraga, maka segmen penonton menjadi kian luas. Hal itu bisa menjadi unique selling point yang membedakan Sirkuit Mandalika dari sirkuit lain di berbagai negara tuan rumah MotoGP.

Para penonton dari luar daerah Nusa Tenggara Barat maupun dari luar negeri dengan secara sadar membeli tiket MotoGP bukan hanya untuk menonton balapan, tetapi juga menikmati budaya lokal yang tersaji lewat pameran, tarian, pertunjukan, maupun cita rasa kuliner.

Mengacu konteks destination branding, diferensiasi berbasis budaya mampu membuat sebuah destinasi lebih mudah diingat ketimbang pesaingnya.

Strategi itu yang kemudian dipakai oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui Museum Negeri Nusa Tenggara Barat dalam ajang MotoGP 2025. Museum NTB menghadirkan pameran peradaban bertajuk budaya, sejarah, dan pariwisata di Sirkuit Mandalika.

Sejumlah koleksi dan informasi penting seputar sejarah dan budaya Nusa Tenggara Barat tersaji rapi dalam sebuah eksposisi MotoGP 2025, di antaranya maket Gunung Samalas-Rinjani dan maket Gunung Tambora. Kedua gunung tersebut tercatat sebagai letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah dunia.

0 Response to "Mengangkat pamor daerah lewat MotoGP"

Posting Komentar